Dhimas Tedjo Ikut Peringati Hari Aids

Dhimas Tedjo (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—
Untuk mendukung tema peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2012 yaitu ‘Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS’, pantia Peringatan HAS 2012 di DIY akan menggelar Wayang Kulit di Bangsal Kepatihan Jogja, Sabtu (1/12/2012) mulai pukul 20.00 WIB.

“Kami memilih Wayang, karena kebanyakan penonton wayang adalah laki-laki. Sedang upaya perlindungan perempuan dan anak dari HIV dan AIDS jelas sangat butuh partisipasi laki-laki,” ungkap Ghanis Kristia selaku Sie Acara Peringatan HAS 2012 dalam siaran pers, Jumat (30/11/2012).

Pentas Wayang kulit dengan dalang Ki Gondo Suharno akan menyisipkan info dan pesan-pesan seputar HIV dan AIDS. Untuk memeriahkan pementasan, juga akan tampil penyanyi campursari kondang di Jogja, yakni Dhimas Tejo.

Lebih lanjut Ghanis mengungkapkan, selama ini perempuan telah banyak menjadi sasaran diseminasi informasi tentang HIV dan AIDS. Namun kenyataannya jumlah pengidap HIV perempuan menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi.

“Dan banyak diantara mereka adalah ibu rumahtangga yang tidak pernah berganti-ganti pasangan dan tidak menyangka akan terinfeksi HIV”, jelas Ghanis.

Sementara itu, Sekretaris KPA DIY Riswanto mengungkapkan, data kasus HIV dan AIDS di Dinas Kesehatan DIY menyebutkan, pengidap HIV dan AIDS dari kalangan iburumahtangga hingga bulan Juni 2012 secara kumulatif sebanyak 189 kasus.

Sementara jumlah kumulatif kasus pada perempuan sebanyak 588 kasus dan laki-laki 1.144 kasus. Tingginya angka kasus pada laki-laki dan naiknya jumlah kasus pada perempuan, menunjukkan korelasi bahwa penyebaran virus HIV banyak berasal dari hubungan seksual yang beresiko. Faktor resiko heteroseksual menurut data Dinkes DIY menempati urutan pertama, yakni 879 kasus.

Via : Harian Jogja






Dhimas Tedjo: VCD Bajakan Rugikan Seniman


Dhimas Tedjo:  VCD Bajakan Rugikan Seniman

Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Dhimas Tedjo Blangkon (33), penyanyi campursari kondang asal Playen dengan nama lengkap Dhimas Ratin Sutedjo mengeluhkan maraknya penjualan VCD/DVD bajakan. Produksi dan penjualan keping VCD bajakan menurutnya sangat menghambat dan mempersulit kinerja seniman musik dan penyanyi.Dhimas Tedjo



"Gunungkidul termasuk tempat yang sulit untuk mencari VCD asli, baru kita mengeluarkan album besoknya atau beberapa hari berikutnya VCD bajakan sudah beredar luas. Pengaruhnya pemasukan saya dari royalti sangat minim, bahkan hanya untuk balik modal saja kami kesulitan. Padahal saya menjual VCD asli dengan harga yang tak jauh beda dengan yang bajakan. Kalau VCD asli kita dapat royalti, sedangkan bajakan, hanya pengganda dan pedagangnya saja yang untung," kata Tedjo Jumat (24/01/2014).

Lebih lanjut lajang kelahiran Desa Botodayakan, Rongkop ini mengatakan sudah  memiliki rumah produksi musik sendiri yang berlabel SRGK Record dan berdiri sejak tahun 2011. Namun usaha menciptakan rumah produksi sangat terganggu dengan maraknya bisnis cakram bajakan yang beredar di Gunungkidul.

"Saya menciptakan label musik sendiri sejak tahun 2011, hal ini untuk mengantisipasi kenakalan banyaknya produser yang juga memproduksi VCD bajakan. Rasanya sangat kecewa ketika warga lebih memilih VCD bajakan daripada aslinya, padahal saya menjual dengan harga yang tak jauh beda dari yang bajakan yakni Rp.8.000.- . Tahu sendiri lah untuk mengurus segala perijinan sangat mahal," imbuhnya.

Tedjo Blangkon yang sudah merilis sedikitnya 8 album solo berharap pemerintah bisa mengambil kebijakan dan melakukan penertiban peredaran VCD bajakan ini. Pendapatan dari royalty albumnya hanya sebesar 20 juta rupiah selama ia merilis album gendhing Jawa, langgam Jawa, dangdut koplo Jawa, dan pop .

"Kita hitung satu tahun sekali, untuk yang 2013 belum selesai dihitung, yang jelas pada tahun 2012 ada sekitar Rp.20.000.000,- nilai yang lumayan, namun tetap saja memprihatinkan. Saya berharap pemerintah bisa bersikap tegas dalam masalah ini. Karena ini tak semata-mata  salah pemerintah dan penegak hukum. Ini juga karena ulah nakal para penjual VCD bajakan dan kurangnya kesadaran masyarakat," pungkasnya.


via : sorotgunungkidul.com